hover animation preload

[Review film] "Ku Lari ke Pantai: sebuah usaha saling memahami"
by Silvi SM in


Oleh: Silvi Sri Mulyani

Sebuah film bergenre anak-anak baru ini telah dirilis dan ikut mewarnai dunia perfilman sebagai alternatif liburan keluarga. Film ini diproduseri oleh Mira Lesmana dan disutradarai oleh Riri Riza yang menghadirkan satu cerita segar ditengah-tengah maraknya perilisan film-film bergenre horror.

Ide cerita film ini cukup sederhana namun mampu dikemas dalam penulisan skenario dan sinematografi yang apik. Film ini sendiri berkisah tentang perjalanan wisata dua orang saudara sepupu yaitu Sam dan Happy yang memiliki karakter dan kebiasaan yang sangat bertolak belakang bersama seorang ibu yaitu Uci mengendarai sebuah mobil. Diawal film, kita akan diperkenalkan dengan latarbelakang keluarga Sam yang hidup di sebuah pulau di NTT, tepatnya di pulau Rote. Sam yang merupakan anak pantai sangat menyukai kegiatan surfing dan petualangan, dia merencakan sebuah perjalanan liburan bersama ibunya menyusuri pulau jawa dengan tujuan akhir bertemu surfer idola nya yaitu Kailani Johnson di G-land. Sebelum perjalanan itu dimulai, Sam mengunjungi neneknya di Jakarta yang sedang berulangtahun. Disanalah Sam bertemu dengan Happy yang digambarkan sebagai seorang anak kota yang sangat fashionable, kekinian, dan kecanduan media sosial. Happy menganggap Sam anak kampung yang ketinggalan zaman. Ibu Happy merasa khawatir ketika mengetahui sikap anaknya yang angkuh, diapun mencoba mengakurkannya kembali dengan Sam. Lalu meminta agar Happy dapat ikut mereka pergi berlibur ke timur Pulau Jawa. Dengan harapan Happy dan Sam bisa kembali saling mengenal dan menghargai satu sama lain. Namun, perbedaan itu ternyata juga membuat perjalanan darat dengan mobil itu semakin penuh tantangan sekaligus menyenangkan.

Maisha (Sam) dan Lil'li (Haply) mampu berperan dengan begitu natural meskipun mereka terbilang pendatang baru dan baru pertamakali bermain film. Karakter keduanya pun sama-sama kuat dan menonjol. Peran Marsha Timoty yaitu sebagai Ibu dari Sam yang menjadi pemandu sekaligus penengah situasi ketika mengasuh dua anak dengan sifat berbeda sepanjang perjalanan sejauh 1.000 kilometer pun patut diacungi jempol karena itu bukan peran mudah, namun ia bisa menjalaninya dengan natural.

Selain itu, film ini juga menghadirkan bintang-bintang pendukung yang turut melengkapi kisah film Kulari ke Pantai, sesuai porsinya. Di antaranya kehadiran Dani yang berperan sebagai dirinya sendiri, seorang pelancong dan peselancar Amerika yang tumbuh dan besar di Papua. Yang mengundang banyak gelak tawa. Lalu kehadiran Dodit Mulyadi, seorang komika yang membuat greget dan tentunya selalu mengundang tawa. Hal menyenangkan lainnya adalah ketika film ini mampu menghadirkan sosok Kailani Johnson asli diakhir cerita, yang semula saya kira hanya akan disebutkan saja tanpa dihadirkan karena misi Sam untuk sampai ke G-land gagal ditengah perjalanan. Namun ternyata dugaan saya salah besar dan bagi saya itu merupakan satu poin tambah untuk film ini.

Film ini menyuguhkan banyak pelajaran kehidupan, dan juga memanjakan mata dengan suguhan keindahan alam Indonesia yang luar biasa, dimulai dari persawahan di Temanggung, birunya laut di Pacitan dan Pulau Rote,  juga matahari terbit di Gunung Bromo sehingga saya bisa mengatakan bahwa "Indonesia tidak kalah indah dengan negara lain"

Secara keseluruhan, film ini menurut saya berhasil kembali membangkitkan film anak Indonesia dengan sajian cerita yang segar dan menginspirasi. Sehingga  menghangatkan hati mereka yang menonton kisahnya.

Film Kulari ke Pantai ini menurut saya patut dinikmati bersama keluarga, terutama untuk mengisi liburan sekolah tahun ini.


Tasikmalaya, 8 Juli 2018
Sumber gambar: @milesfilms

0 komentar:

Posting Komentar